Maaf

Februari 15, 2018

Kita sering merasa sulit memaafkan orang telah menyebabkan kita menderita. Memang itu bukan perkara yang mudah. Tetapi sesungguhnya, “memafkan” bukanlah untuk kepentingan mereka yang bersalah kepada kita, melainkan untuk kebaikan diri kita sendiri.

Merasa marah, benci, atau sakit hati setelah seseorang menyakiti kita pada sebuah peristiwa tertentu berarti kita mengizinkan orang tersebut menyakiti kita terus-menerus.

Mengapa kita mengizinkan orang tersebut menikmati kesenangan “terus-menerus” meski mengetahui bahwa hidup kitalah yang terus menderita akibat perlakuannya?

Mengapa tidak sebalikanya, kita menunjukkan bahwa kita telah “move on” dan hidup dengan baik? Dengan begitu, kita telah menghentikan rasa “senang” mereka terhadap penderitaan kita. Bukankah itu pilihan yang lebih baik? Baca entri selengkapnya »


Jika Tidak Bisa

Juli 1, 2017

Jika Tidak Bisa

Jika tidak bisa kaya, maka jangan mencuri.

Jika tidak mau miskin, maka jangan malas.

Jika tidak bisa sukses, maka jangan putus asa.

Jika tidak bisa memaafkan, maka jangan punya musuh.

Jika tidak bisa minta ampun, maka jangan berbuat dosa.

Jika tidak bisa menyayangi, maka jangan membenci.

Jika tidak bisa diam, maka jangan ghibah.

Jika tidak bisa berbuat baik, maka jangan berbuat kesalahan. Baca entri selengkapnya »


Manisnya Permen Masih Terasa Di Lidah

Desember 18, 2015

Manisnya Permen Masih Terasa Di Lidah

Seorang lelaki tua terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Seorang pemuda datang menengoknya setiap hari dan menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu. Pemuda itu menyuapinya, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan di taman, lalu membantunya kembali berbaring. Pemuda itu baru pergi setelah merasa bila lelaki tua itu sudah bisa ditinggal.

Suatu ketika perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata, “Bapak punya anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus Bapak. Sungguh beruntung ya, Pak.”

Lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua matanya. Dengan nada sedih, lelaki tua itu berkata, “Saya berangan-angan, seandainya ia adalah salah seorang anak saya. Ia adalah anak yatim yang tinggal di lingkungan tempat tinggal kami. Dulu sekali, saya melihatnya menangis setelah kematian ayahnya. Saya pun menghiburnya, dan membelikan permen untuknya. Setelah itu saya tidak pernah lagi berbincang dengannya. Baca entri selengkapnya »


Membersihkan Pikiran

November 16, 2015

Membersihkan Pikiran

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?

Menutupi telapak tangan saja sulit.

Tapi kalau daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi.

Begitu juga bila diri kita ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.

Bahkan Bumi ini pun akan tampak buruk. Baca entri selengkapnya »


Elang Yang Tinggal Bersama Ayam

Mei 6, 2015

Elang Yang Tinggal Bersama Ayam

Alkisah, di sebuah lereng gunung yang curam, ada sebuah sarang elang yang berisikan empat telur elang ukuran besar.

Satu hari, gempa bumi telah menguncang gunung itu menyebabkan salah satu dari telur itu jatuh ke kandang ayam yang berada di lembah di bawah lereng itu.

Ayam-ayam pun tahu bahwa mereka harus melindungi telur elang itu. Kemudian, telur elang pun menetas dan seekor elang yang cantik pun terlahir.

Sebagai ayam, ayam-ayam itu pun membesarkan elang sebagai seekor ayam. Baca entri selengkapnya »


Beristirahatlah

Januari 14, 2015

Beristirahatlah

Seorang pria paruh baya dan seorang pemuda mulai menebang kayu pagi-pagi buta. Mungkin karena tenaganya sudah tidak terlalu besar, setiap 50 menit, si pria paruh baya akan istirahat selama 10 menit lamanya. Sedangkan si pemuda, mungkin karena tenaganya yang masih kuat, ia tidak pernah beristirahat sedetikpun dan hanya terus bekerja.

Ketika waktu bekerja selesai, si pemuda menyadari suatu hal yang mengejutkan. Hasil kayu yang ditebang pria paruh baya jauh lebih banyak dari yang ia tebang.

Kemudian, si pemuda tersebut bertanya kepada pria tersebut untuk belajar darinya.

Baca entri selengkapnya »


Babi

Desember 10, 2014

Kim Tan The Heirs

Kim Tan sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang.

Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “BABI!”. Mendengar suara ini Kim Tan menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang BABI!” Baca entri selengkapnya »